Sabtu, 19 Februari 2011

Golkar Bersikeras Lanjutkan Angket Pajak

Sabtu, 19 Februari 2011 | 08:43 WITA
Jakarta, Tribun - Partai Golkar ticak ciut nyali, dan berpegang teguh pada sikap awal tetap mendukung Panitia Khusus (Pansus) Angket Perpajakan diteruskan ke sidang paripurna DPR RI.
Bahkan, Golkar tidak mundur andaipun Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi menjatuhkan sanksi atas keputusan tersebut.
 "Ya silakan (dikenai sanksi), Setgab bukan didesain untuk menyamakan semua pandangan," kata Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso di gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/2).
Priyo yang menjabat Wakil Ketua DPR menambahkan, Golkar bersikukuh mendukung penggunaan angket perpajakan untuk membuktikan Golkar bersih dari mafia pajak.
Menurut Priyo, perjuanmgan Golkar mewujudkan angket perpajakan itu sekaligus untuk membersihkan nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang beberapa waktu terakhir dikaitkan dengan praktek mafia pajak.
"Selama ini kami diserang dan jadi sasaran tembak dari pihak-pihak termasuk yang tergabung di Setgab. Dan akhirnya Golkar tidak punya banyak pilihan bahwa Golkar baik-baik saja," kata Priyo.
Berbeda dengan Partai Golkar, Fraksi PPP hingga kini belum menentukan sikap terhadap masa depan Pansus Angket Perpajakan. Setelah lolos di Badan Musyawarah DPR, dan akan dirapatparipurnakan 22 Februari mendatang.  "Memang sampai sekarang kita belum memutuskan," ujar Sekretaris FPPP Muhammad Romahurmuziy.
Wakil Sekjen PPP ini menjelaskan, PPP tengah menimang-nimang usulan penggunaan angket peroajakan atau tidak  untuk mengungkap mafia perpajakan. "Kami akan memutuskan, ini tinggal soal cara," ujarnya.
Kamis (17/2) kemarin, rapat Bamus DPR RI akan membahas dua usulan angket pada rapat paripurna mendatang. Usulan penggunaan angket pertama diajukan 114 anggota Dewan lintas fraksi, dan komisi. Mereka meminta penggunaan hak angket mafia pajak untuk menyelediki mafia pajak. Sementara usulan kedua, diusulkan 35 anggota Komisi XI DPR RI.(Tribunnews/ade)

"Drama" Itu Kian "Lucu"

DRAMA di Senayan semakin"lucu". Seharian, Jumat (18/2), publik beberapa kali disuguhi adegan debat antarlegislator soal Angkat Perpajakan.
Usai Magrib, di salah satu statsiun televisi, Ketua DPP Partai Demokrat Syarief Hasan dan Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait ditampilkan. Dua politisi ini mengakui partainya kian intens berkomunikasi.
Syarief secara gamblang mengkui Demokrat mengajak PDIP untuk memperkuat sikap partainya menolak pembentukan Pansus Angket Perpajakan.
Debat lintas partai pendukung koalisi kembali mencuat. Bukan hanya lewat media televisi. Debat itu juga mereka kumandangkan di jejaring sosial.
Staf khusus presiden yang juga politisi Demokrat, Andi Arief, berdebat kusir dengan politisi PKS Fahri Hamzah di twitter, Kamis (17/2).
Debat itu dipicu undangan Arief ke Fahri untuk dipertemukan dengan seseorang yang diduga pernah diperas Fahri di Istana Negara.
"Saya undang @Fahrihamzah di kantor atau kediaman, untuk saya pertemukan dengan orang yang pernah berurusan dengan PTP di Jatim yang anda janjikan," tulis Andi Arief dalam akun twitternya @AndiAriefNews, sekitar satu jam silam, hari ini. "Kita buktikan: Saya atau anda @Fahrihamzah yang pemalak, pemeras dan broker," tambah Andi Arief.
Entah siapa yang memulai pembicaran soal pemerasan yang disebut-sebut dilakukan Fahri. Korban yang diperas pun belum jelas. Andi Arief belum mau membeberkan. Tapi ia siap mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil. Mantan Komisaris PT Pos Indonesia itu tak main-main dan tidak asal tuduh. "saya bertanggung jawab setiap langkah saya. Saya menawarkan diri datang membawa bukti, tapi tidak mau," tulis Andi Arief.
"Undangan" dari Andi tak disambut Fahri. Fahri enggan datang ke kantor Andi Arief. Namun, anggota Komisi III DPR ini menantang Andi membawa orang yang diduga diperas Fahri ke pressroom DPR Jumat besok sore.
"Bung @AndiAriefNews kalau ada 1 orang saja yang pernah saya peras. Bawa sore ini (16.00 saya dah balik) ke pressroom DPR (kita konpers bareng)," tulis Fahri dalam akun twitternya, sekitar dua jam yang lalu.
"Bung @AndiAriefNews saya tidak undang anda ke kantor saya. Tapi pressroom (banyak wartawan). Biar jelas, yang salah ketangkap basah. Saya masih di lap," tulisnya, sekitar 18 menit lalu.
"Kalau di kantor @AndiAriefNews (sembunyi2) unjungnya dia minta maaf dan cium tangan. Aku gak mau. Pastikan 1. Korban pemerasan + 2. Wartawan," tulis Fahri.
Terkait adanya "perang" antara Andi dan Fahri ini, maka pengamat yang juga politisi Partai Golongan Karya Indra J. Pilliang dan seniman yang juga ulama Mustofa Bisri (Gus Mus) pun memberikan komentarnya di twitter masing-masing.
Yang hobby "berantem" di twitter memang itu hobby-nya, perlu dicarikan hobby lain, papar Indra Pilliang. Tinju sahut Gus Mus bertanya kepada Indra terkait maksudnya.
Seperti biasa, elite Demokrat kembali menebar ancaman mengiringi silang pendapat itu.
"Bagi yang merasa tidak setuju, tidak welcome lagi, tidak perlu persetujuan lagi, pergi saja," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah, beberapa hari lalu.
Jafar mengatakan, Setgab dibentuk sebagai konsekuensi sitsem presidensil dengan multi partai, agar pemerintah berjalan dengan efektif. Karenaya, partai anggota seharusnya sejalan dan  sependapat dengan keputusan Setgab.(as kambie)

Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
SELAMAT ULANG TAHUN...!!! Tidak terasa TRIBUN TIMUR sudah 7 Tahun menemani kita selalu...