Senin, 14 Februari 2011

Evakuasi Jenazah Pilot Pakai Alat Berat

TRIBUNMANADO.CO.ID, TANJUNGPINANG - Kapolres Bintan AKBP Yohannes Widodo menjelaskan, evakuasi jenazah Fadlul Karim yang masih tergencet kokpit pesawat Cassa 212 100 yang jatuh menghujam di hutan Malang Rapat, Tanjung Berakit, Gunung Kijang, Bintan, Sabtu (12/2/2011), dilanjutkan menggunakan alat berat. 

Namun karena lokasi jatuhnya pesawat berada di tengah hutan maka progres evakuasi agak lambat. Sedangkan empat jenazah lainnya, yakni Hendro Susanto (asal Jakarta), Sahrul Nasution (Medan), Ramli (Jambi) dan Rezard Bukalo (Australia), sudah berhasil dilaksanakan. Empat jenazah itu sudah berada di RSUD Tanjung Pinang dan rencananya akan dijemput keluarga untuk dibawa ke daerah masing-masing.

Perjuangan tim evakuasi yang terdiri dari TNI Polri dan warga setempat tergolong nekat walau di badan pesawat bau avtur bahan bakar menyengat. Mereka menggunakan peralatan tradisional berupa beberapa tambang senar dan plastik berjuang keras mengangkat lima awak pesawat Cassa 212 100.

Zul, Fatah, Raja dan para warga setempat yang membantu evakuasi terus berjuang keras mengangkat lima awak pesawat yang hancur tergencet kokpit. Tiga orang tim evakuasi masuk ke dalam perut pesawat yang dalam kondisi berdiri terbalik, kepala pesawat menghujam dalam tanah. Sedangkan 5 orang berdiri di ujung perut pesawat yang patah, sebagai pintu masuk ke dalam pesawat.

Pesawat tersebut menjadi pusat perhatian ratusan warga setempat yang berdatangan ke lokasi di
hutan, berjarak sekitar 60 km dari kota Tanjungpinang. Posisi pesawat sekitar 2 kilometer dari pantai terdekat dan radius 10 meter dari pesawat itu, tampak pepohonan tersingkap tumbang atau patah dahan.

Kondisi tanah di lokasi jatuh berupa hutan rawa dengan pepohonan kecil dan besar, yang berjarak dengan ladang pertanian penduduk sekitar 60 meter saja. Proses evakuasi manual ini berlangsung sekitar 4 jam, mulai pukul 14.00 hingga 18.00 sambil menunggu alat berat datang.

Menurut pengakuan anggota tim evakuasi, korban sudah remuk karena kerasnya benturan. Apalagi pilot dan co pilot tak bisa diangkat menggunakan alat tradisional karena tergencet kokpit. Sedangkan tiga korban berhasil diangkat ramai-ramai dengan disaksikan ratusan warga di lokasi kejadian.

Ratusan warga berkendaraan datang dari Tanjungpinang dan Kijang. Pesawat itu menjadi tontonan warga seperti lokasi daerah wisata. Maklum penduduk di lokasi ini sangat jarang sehingga kerumunan warga sebagai hal yang tak wajar. Kebetulan, lokasi jatuhnya pesawat juga satu arah dengan tempat wisata Pantai Trikora yang terkenal di Bintan. (*)

Berita Terkait:
- Jenazah Pilot Berhasil Dievakuasi
- Pilot dan Copilot Pesawat Masih Terjepit
- Pesawat Meledak Saat Berbenturan Dengan Tanah


Editor : Andrew_Pattymahu
Sumber : Tribunnews

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
SELAMAT ULANG TAHUN...!!! Tidak terasa TRIBUN TIMUR sudah 7 Tahun menemani kita selalu...